24 Desember 2014 hari yang
paling ditunggu tunggu belakangan kemarin. "Alhamdulillah... aku
dilamarr!!!" #ups bukan deh. sampia saat ini belum ada yang deket and
ngeklik denganku. loh, kok malah curcol mbak??maklumlah jomblonya kelamaan
kwkwkwkw...oke, oke 24 Desember kemarin aku menunggu-nunggu untuk mendaki
gunung Papandayan. Gunung yang berada di kabupaten garut tepatnya. Terakhir
mendaki gunung itu adalah merapi sekitar tahun 2013 yang lalu kemudian pernah
juga ke gunung gede pangrango walaupun saat itu tidak sampai ke puncaknya,
hanya sampai ke kandang badak saja. Nah, sekarang aku diajak oleh kawan-kawan
pramuka JSIT untuk mendaki gunung Papandayan.
Awalnya pendakian ini
ditujukan untuk pembina pramuka SIT yang terdiri dari para guru guru keren. tapi
karena momment liburan banyak yang pulang kampung dan ada beberapa keberatan
dari yang sudah memiliki anak kecil, akhirnya pendakian tersebut hanya diikuti
oleh 10 orang guru asli yang lainnya KW alias profesi diluar pendidikan.
akhirnya pendakian team kami terbagi menjadi dua kelompok perempuan dan dua
kelompok laki-laki semuanya berjumlah 9 srikandi dan 9 pendaki laki-laki. yup,
pendaki perempuan biasanya menamai dirinya adalah srikandi. entah dari mana
datangnya uangkapan itu. Tapi, selama aku bergabung dengan komunitas hijau di
sekolah menengah kata kata srikandi sering terucap oleh kakak senior yang
memanggil kami para pendaki perempuan.
Persiapan perjalanan dimulai
dengan pesan REMPONG. Yup, karena banyak sekali standar safety yang sudah tak
ku punya. walhasil jalan terakhir adalah sewa dan pinjam meminjam. Sleeping Bag
sewa Rp. 7000/hari. carier udah gak punya akhirnya pakai ransel punya
najwa-myrihlah.blogspot.com. tenda sewa dari SDIT Al-Fatih melalui kak rini dan
harga sewanya adalah harga teman tapi sayangnya aku lupa -___-. akhirnya
lengkaplah sudah standar safety milik ku walaupun dengan standar yang
bener-bener standarrrr.
tanggal 24, Rabu 2014 akhirnya
kita berangkat dari terminal kampung rambutan bersama para pendaki lain dengan
tujuan yang sama. Kota garut. di Garut memang ada beberapa object pendakian
yaitu Papandayan, Cikuray dan gunung Guntur. Jadi wajarlah kalau di bus yang
kami tumpangi kebanyakan isinya para pendaki-pendaki keren semua cihaaaaaa.
Sampai di Garut subuh hari daaan welcome to the jungle.
Setelah dari terminal Garut
kita sholat subuh, sarapan kue pancong dan roti lalu cau ke Camp David pos
pendakian pertama. Subhanallah, Allahu Akbar suasana pegunungan yang memanjakan
mata tersaji seperti hamparan permadani hijau. sejuknya kota garut dan suasana
pasar yang beriak dengan suara khas pasar tradisional membawa aku pada
penjelajahan yang 'Indonesiaku banget'. Jalanan yang berliku, tikungan tajam,
bumi perkemahan sun rise yang oks bingit dengan gelaran karpet alam yang hijau
menambah takjub akan kekuasaan Allah yang maha besar. di dalam mobil pick up
aku dan cewek-cewek kece ini bercerita banyak hal dari kota garut,
tebak-tebakan lucu, dan sempet-sempetnya ada yang dandan. Pakai pensil alis,
sunblock bibir, dll. Yah namanya juga cewek yah gak jauh-jauh deh dari kaca
hehehehe. Mobil pick up yang saya
tumpangi akhirnya berhenti sejenak di warung kelontongan sebelum mencapai titik
awal pendakian untuk melengkapi logistik saat di atas gunung nanti dan setelah
itu langsung berangkat kembali menuju camp david.
Camp David adalah titik awal
pendakian papandayan. Para pendaki diharuskan melapor dan membayar biaya masuk
ke gunung papandayan sebesar Rp.4000 / orang. Bagi yang ingin mendaki tapi
tidak membawa carir yang berat-berat. Disana juga ada jasa porter yang dapat
disewa untuk membawa barang-barang para pendaki. Nah, disinilah petualangan dan
pengalaman itu semakin memompa detak jantung. Aku melihat para porter yang luar
biasa tersebut berjalan melintasi bebatuan cadas, besar di kawasan kawah
papandayan. Mereka membawa barang-barang para pendaki yang menyewa jasa mereka.
Jalanan yang terjal mereka lalui tanpa takut jatuh ataupun terpeleset padahal
jalanan tersebut bukan jalan bagi pengendara motor.
Setelah melewati perkawahan
papandayan yang menyajikan keindahan ekstreem dengan bunyi suara kawah kita
disajikan dengan pemandangan tebing-tebing curam, jurang, dan hutan papandayan
yang diujungnya masih terekam jejak longsoran dari puncaknya. Jalanan tanah
liat yang agak rusak, kemudian sungai kecil yang jembatannya justru berada di
atas. Setelah sungai kecil jalan landai bebatuan dengan tebing di kanan dan
jurang di kiri yang dibawahnya terdapat satu danau kecil dengan hamparan hutan
perdu mellukiskan betapa maha besarnya sang pencipta. Disitu, tak hentinya aku
mengucap syukur dan doa yang pernah diajarkan kedua orang tuaku saat melihat
tanda-tanda kekuasaan Allah. “Rabbana ma
kholaqta hadzaa batilan, fasubhanaka faqina a’dza bannar”. Satu yang paling
menakjubkan adalah jejak pendaki nekat yang turun ke jurang dan mengabadikan
nama mereka dengan batuan sehingga terlihat dari jalanan landai pendakian.
Bahaya! akhirnya sampai di pos
2 yang bertuliskan “wajib lapor”. Awalnya aku kira inilah pondok saladah tetapi
ternyata bukan. Padahal disitu aku sudah seneng-seneng mau buka tenda dan langsung
mau istirahat. Tetapi kata salah satu kawan kami “Bukan, pondok saladah masih
naik lagi” ucapnya sambil terkekeh. Disitu kami beristirahat sejenak, padahal
diperjalanan dari camp david udah berkali kali kita istirahat juga sambil foto
foto gak jelas. Akhirnya setelah membeli cilok yang ada di pos 2 itu, kami
melanjutkan perjalanan menuju pondok saladah. Sungguh berjuta cerita menemani
kami dalam perjalanan hingga sampai ke pondok saladah. Alhamdulillah.
suasan pasar Samarang |
jalan terjal |
Add caption |
![]() |
ikut-ikutan jadi photografer dadakan |
pemandangan pondok selada dari puncak gunung |
banyak pendaki cilik |
![]() |
Banyak photografer dadakan |
![]() |
di pinggir hutan mati, di sisi jurang kawah |
![]() |
Toilet di atas gunung yanng jadi primadona |
![]() |
Ketemu soulmate |
![]() |
Capek, tapi tetep sadar kamera |
Inilah hal-hal yang paling
BERBAHAYA di gunung papandayan :
1. Bahaya,
papandayan itu adalah gunung yang masih aktif dan memiliki beberapa kawah
belerang yang menyemburkan aroma belerang.
2. Bahaya
buat kalian yang gak kuat dingin, karena kalau gak bawa perlengkapan standar
udara dingin itu akan menusuk ke rulang
3. Bahaya
ternyata papandayan itu di hari libur sangatlah ramai oleh para wisatawan
4. Bahaya,
ternyata jalanannya itu ada yang tanah liat jadi buat para petualang amatiran
kaya aku, pasti nagih balik lagi ke sini
5. Bahaya,
ternyata keindahannya melebihi yang kita kira.
6. Bahaya,
ada 3 toilet di atas gunung yang kece benget dan jadi primadona. Mangkanya gak
pernah sepi nih toilet (kalah deh mall)
7. Bahaya,
karena kita semakin ciut dengan pemandangan sekitar. Apalagi di hari libur
sekolah akan banyak pendaki cilik yang kita temui membuat kita seakan-akan
kalah banget sama mereka yang kecil tapi bernyali besar
8. Bahaya,
karena kita akan bertemu dengan para pendaki yang sociable, care dan pantang
menyerah
9. Bahaya,
karena ada beberapa warung, tukang cilok dan bakso ikan di pinggang gunung (Pondok
Saladah). Jangan sampai uang abis Cuma gegara jajan cilok. -__-
10. Bahaya,
ternyata kamu bakalan nagih untuk mendaki gunung ;).
"JANGAN MENINGGALKAN SESUATU SELAIN JEJAK, JANGAN MEMBUNUH SELAIN WAKTU, JANGAN MENGAMBIL APAPUN SELAIN GAMBAR"
Luar biasaa.. subhanallah.
BalasHapusMakacih mas broo...kapan muncak lagi?;)
BalasHapusTunggu tanggal mainnya. eaaa
HapusBahaya kalo gak baca artikel ini
BalasHapusHahaha...ternyata ada kak nanang toh. Makasih ya udah mampir
HapusBahaya, kalo gak ikut komen :v
BalasHapusKwkwkwkkw. Bahaya kalau cuci kaki di kawah😅
HapusPendaki gunung itu pasti orang2 tangguh deh. Karena saya aja bayangin udah ga kuat duluan haha
BalasHapusDan itu jg para pendaki merasa tidak bosan,masih ingin menjajal takhlukan gunung yg lain bahkan lebih tinggi
Bener bgt, nggun. Tapi setelah nikah belum nanjak2 lagi. Alasannya suami takut saya capek. Progmilnya gagal deh. Yg jelas kalau udah sekali naik gunung, nagih deh...
HapusJika mampu menaklukkan terjalnya alam, bisa dipastikan dengan mudah mampu mengarungi alur kehidupan. Hehehe
BalasHapusSemoga...dan ini sedang mengarungi true life dengan sebenar-benarnya
Hapus